Studi Kasus Surveilans Epidemiologi

Nama : Meliya Puspita Sari
NIM : CMR0200014
Mata Kuliah : Surveilans Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu : Hamdan, SKM., MKM
Program Studi : S1 Kesehatan Masyarakat Reg A Sem 5 Tk III
Tugas 2 : Studi Kasus Surveilans Epidemiologi



Identitas Jurnal

Judul : Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita

Penulis : Hilda Irianty, Ridha Hayati, Yeni Riza

Jurnal : Jurnal Kesehatan Masyarakat

Volume : 8 (delapan)

Nomor : 1 (satu)

Halaman : 1 - 10

Bulan dan Tahun Terbit : Juni 2018

Review : Meliya Puspita Sari

Alamat Jurnal : 

https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/PJKM/article/view/224/147


Pendahuluan

Diare merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), Diare menempati urutan kelima dalam 10 penyakit penyebab kematian di dunia (WHO, 2011). Selain itu, penyakit Diare sering menyerang pada bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut diare akan menyebabkan dehidrasi dan berujung kematian (Fauziah, 2013).

Wilayah kerja Puskesmas Martapura Barat, yang berada di kawasan sungai cenderung masih menggunakan air sungai yang tercemar oleh limbah rumah tangga, hal itu terlihat dari perilaku masyarakat yang masih belum menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Hal tersebut dapat berdampak bagi kurangnya kualitas air bersih, sehingga berdampak pada timbulnya penyakit Diare.

Dari data Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar tahun 2015, Diare menempati urutan ke 4 untuk penyakit menular langsung, yaitu berjumlah 10.425 pada tahun 2014, dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 10.845 kasus. Sedangkan data jumlah kasus Diare di wilayah kerja Puskesmas Martapura Barat pada tahun 2013 berjumlah 188 kasus, 2014 berjumlah 274 kasus, serta pada tahun 2015 dengan jumlah 236 kasus. 

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Martapura Barat, Kabupaten Banjar.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko (independen) dengan faktor efek (dependen) dengan pendekatan observasi atau pengukuran pada waktu yang sama (Riyanto. A, 2011). Sebagai instrument penelitian digunakan kuesioner. Data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara diolah secara manual kemudian diproses menggunakan komputer, disajikan bentuk tabel, dan dianalisa dengan uji Chi Square.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah ibu yang memiliki balita sebanyak 311 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 76 responden.

Hasil Penelitian

1. Hasil analisa dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Martapura Barat.

2. Hasil analisa dengan uji Chi Square didapatkan tidak ada hubungan antara penimbangan balita dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Martapura Barat.

3. Hasil analisa uji Chi Square didapatkan ada hubungan antara penggunaan air bersih dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Martapura Barat. 

4. Hasil analisis dengan uji Chi Square didapatkan bahwa ada hubungan antara penggunaan jamban sehat dengan kejadian diare pada balita.

5. Hasil uji statistik dengan uji Chi Square didapatkan ada hubungan antara perilaku CTPS dengan kejadian diare pada balita. Ibu yang menerapkan CTPS dengan baik dapat menghindarkan dari penularan bakteri.

Pembahasan

Pemberian ASI secara eksklusif berpengaruh pada sistem kekebalan bayi atau balita agar tidak mudah terserang penyakit terutama diare, banyak bukti ilmiah yang memperlihatkan bahwa ASI yang diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bagi bayi untuk tumbuh dan berkembang.

Balita yang rutin ditimbang setiap bulan tidak mengalami diare karena pada penimbangan balita dapat mengetahui status gizi balita, jika balita mengalami penyakit maka akan cepat di diagnosa serta cepat pula penanganannya. Balita yang rutin ditimbang mengalami diare karena tidak ada beda secara khusus antara balita yang ditimbang dan tidak ditimbang, sama-sama dapat mengalami diare. 

Responden dengan kategori menggunakan air bersih tidak terdampak diare karena pada sumber air yang bersih dan terlindungi, kuman penyakit atau bakteri penyebab diare tidak akan berkembang, sehingga balita tidak mudah terserang diare. Sedangkan responden yang tidak menggunakan air bersih mengalami diare karena pada air yang tidak bersih kuman-kuman dan bakteri dapat berkembang. Sumber air yang tidak bersih jika digunakan dalam kebutuhan keluarga dapat menularkan berbagai penyakit khususnya diare. Dan responden yang tidak menggunakan air bersih tidak mengalami diare, karena responden mengetahui cara pengolahan air yang baik, dengan memasak air sebelum digunakan.

Kebiasaan dan perilaku yang baik dalam menyediakan air bersih, menggunakan air bersih, membuang sampah pada tempatnya, penggunaan jamban keluarga sebagai sarana pembuangan tinja, dapat mencegah terjadinya diare. Selain itu, komponen PHBS lainnya seperti mencuci tangan memakai sabun, menjaga kebersihan dan kualitas air dari berbagai sumber polutan dapat mencegah terjadinya diare.

Perilaku CTPS yang baik pada ibu tetapi balita mengalami diare karena pada penelitian didapatkan lebih banyak anak usia yang diatas 1 tahun mengalami diare, hal ini dikarenakan pada anak usia tersebut sudah bisa bermain sendiri, serta memegang benda-benda yang ada disekitarnya, tanpa mengetahui kotor ataupun tidak. Sedangkan perilaku CTPS yang cukup tetapi balita mengalami diare, karena responden masih belum menerapkan CTPS secara benar, dari hasil wawancara, mereka mengatakan lebih sering lupa untuk mencuci tangan pakai sabun sebelum atau sesudah beraktifitas. 

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui ada hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi pemberian asi eksklusif, penggunaan air bersih, penggunaan jamban sehat, dan perilaku CTPS dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Martapura Barat, serta tidak ada hubungan antara PHBS penimbangan balita dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Martapura Barat.

Dalam upaya pengendalian dan pencegahan penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Martapura Barat, perlu adanya peningkatan sarana air bersih dan kualitas jamban keluarga dari pemerintah agar dapat melengkapi sarana air bersih yang belum layak bagi masyarakat, serta pengadaan jamban sehat bagi masyarakat yang tidak memiliki jamban keluarga. Penambahan informasi serta peningkatan pemberian informasi dari unit pelayanan Puskesmas tentang Perilaku hidup bersih dan sehat yang baik dan benar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Makanan Khas NTT

Kuliner Khas Kuningan Jawa Barat

9 makanan khas dari Jawa Barat